KSB NEWS – Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkiefli Mansyah, mendukung enam aliansi. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lombok Tengah (Loteng) dan NTB untuk mengkaji keuntungan dan meningkatkan dari Keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
Gubernur meminta Lebaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk mengupgrade peningkatan kapasitas masyarakat di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) khususnya dan NTB umumnya.
“Keberhasilan pembangunan itu tidak hanya dilihat dalam angka, namun sejauh mana kapasitas masyarakatnya ditingkatkan. Warga kita tidak harus jadi penonton ditengah pesatnya kemajuan dunia usaha dan investasi,” kata, Gubernur, berbicara saat membuka Fokus Group Diskusi (FGD) tentang tantangan KEK kedepan, di Hotel D-Max, Praya Barat, Loteng, Sabtu (5/10).
Gubernur berbicara dihadapan sekitar 130 anggota LSM NTB dan Loteng yang hadir. Inisiasi FGD ini dilaksanakan, oleh sedikitnya enam Aliansi LSM, pertama Aliansi Rakyat Menggugat (ALRM) NTB, Suaka NTB, Formappi, Kasta NTB, Lesa Demarkasi dan Laskar NTB.
Pembangunan itu kata Gubernur, butuh proses yang panjang dan upaya yang besar. Dan itu bukan hanya tanggung jawab pemerintah namun kita bersama. Langkah yang dilakukan LSM ALRM dan NGO lainnya, menurut Zulkiefli Mansyah bagian dari meningkatkan kapasitas tadi.
“Ide dan gagasan itu harus di kanalisasi. Kedepan pemimpin di kabupaten itu harus membuka semua kanalisasi itu. Tidak terlibat dengan kepentingan sempit. Nanti tak bisa terbuka. Maka syarat pemimpin itu harus pintar dan kerendahati untuk mau melayani,” katanya.
Ia menegaskan, dengan kehadiran pemerintah dalam mendukung kanalisasi serta ide atau ruang diskusi seperti tadi, setidaknya dunia usaha akan terketuk.
Ia meminta kepada pemerintah daerah dan dunia usaha untuk terlibat ke dalam usaha meningkatkan kapasitas masyarakat dan LSM.
” Jangan LSM menentang nentang pengusaha, tapi ajak terlibat memikirkan ide dan gagasan lebih besar untuk kepentingan kapasitas masyarakat. Jadi kedepan dunia usaha harus mendukung,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Loteng, Lalu Fathul Bahri menegaskan LSM itu sangat penting. Mereka menurutnya, jadi filter, penyaring.
Keberadaan KEK di Loteng luar biasa memberi dampak. Ini menurutnya, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Rp 35 Miliar tujuh tahun terakhir menjadi Rp 215 Miliar lebih.
Dengan adanya KEK, Pemkab Loteng memproyeksikan akan tumbuh setidaknya 5000 kamar hotel. Di setiap satu kamar, ada Rp 100 ribu untuk daerah. Ada minimal dua petugas room service per kamar.
” Anda bayangkan itu baru satu sektor saja. Belum sektor lain, seperti jasa, perdagangan, telur, sayur mayur dan jutaan ton beras dan Daging,” kata, Lalu Fathul lagi.
Wakil Bupati menyampaikan rasa terimakasih kepada Gubernur NTB karena sinergitas dan lobinya dengan pusat, Loteng mendapat alokasi anggaran Rp 1,3 Trilliun untuk perluasan jalan dan jembatan menuju KEK. Pemkab Loteng kata dia, berterimakasih kepada gubernur yang ikut memprioritaskan pembangunan Loteng.
“Ada masalah pembebasan lahan di Loteng yang menyangkut KEK. Dengan bantuan LSM dan pak Gubernur, diharapkan akan ada solusi. Banyak masukan dan demonstrasi, menjadi ciri pemerintahan yang maju,” demikian Fathul.
Ketua LSM ALRM NTB, Lalu Hizi, memberikan pernyataan terbuka kepada pers dan seluruh NGO untuk merubah pola atau paradigma pergerakan. Jika dulu, pergerakan sifatnya keras menghujat hanya untuk menyalurkan kepentingan, sekarang tidak lagi.
“Kita rubah pergerakan dengan peningkatan kapasitas dan adu ide, gagasan dan pemanfaatan peluang untuk membantu pemerintah dan dunia usaha. Kita harus terlibat didalamnya,” ujar, Lalu Hizi.
Ia menyayangkan, serangan terhadap Gubernur oleh beberapa NGO yang kurang memahami cara membaca data atau info grafis mengenai menurutnya angka kunjungan wisata kita.
” Hati hati kita membaca data atau infografis. Angka kunjungan wisata kita justru naik, bergerak cepat dengan adanya direck flight Asutralia dan Malaysia. Angka itu turun karena sempat terjun bebas akibat bencana gempa. Kita harus sadar, dengan pola dan innovasi pemerintah soal direck flight tadi, selisih penurunan angka itu bisa di persempit, bahkan menggembirakan,” demikian, Lalu Hizi.
(KN-09)