JOIN Dorong Pemda KSB Pertahankan Zona Hijau

KSBNEWS.COM — Ikatan wartawan KSB yang tergabung dalam Jurnalis Online Indonesia (JOIN) mengajak pemerintah KSB untuk tetap mempertahankan status Sumbawa Barat agar tetap dalam zona hijau pada konfrensi pers yang dilaksanakan di Gedung Graha Fitrah pada Sabtu (04/04/20).

Patut disyukuri Kabupaten Sumbawa Barat sejauh ini masih dalam status Zona Hijau penyebaran Covid-19. Meski demikian, KSB masih berpotensi untuk menjadi zona merah, disebabkan kondisi saat ini Bumi Sumbawa Barat yang diapit oleh kabupaten yang telah berstatus Zona Merah yakni Lombok Timur dibagian barat dan Kabupaten Sumbawa dibagian Timur.

Potensi masuknya Virus Corona di Bumi Pariri Lema Bariri yakni, melalui pendatang baik warga KSB yang mudik maupun warga non KSB yang datang berkunjung dan berasal terutama dari daerah terjangkit.

Potensi lainnya adalah petugas itu sendiri yang ada diperbatasan yang melakukan pengecekan suhu tubuh dan mendata para pendatang.

Dewan Pimpinan Daerah Jurnalis Online Indonesia (DPD JOIN) KSB, sebagai salah satu komponen masyarakat mendorong agar KSB tetap dalam Zona hijau dan membantu Pemerintah dalam penanganan dan Pencegahan Covid-19, agar tidak terjadi miss Komunikasi antara petugas diperbatasan dan para pendatang yang berpotensi terjangkitnya Covid-19.

“ Karena para pendatang dan petugas inilah yang berpotensi terlebih dulu terjangkit Covid-19, karena itu dua hal ini yang mesti jadi fokus perhatian Pemerintah untuk dibantu saat ini guna mengawal KSB tetap dalam Zona Hijau,” tandas Hardoni, S.IP Ketua DPD JOIN KSB.

Apa yang disampaikan Hardoni bukan tanpa alasan, sebab fakta dilapangan dari pantauan sejauh ini masih ada miss komunikasi antara pendatang dan petugas, bahkan nyaris kecolongan.

Selain itu fakta dilapangan ditemukan kasus ketidak jujuran warga terhadap kondisi yang dialami, baik itu asal mereka datang dan tujuannya.

“ Virus Corona ini kan ada yang tanpa gejala dan masa inkubasinya selama 14 hari ini yang kita khawatirkan, maka penting koordinasi, system kontrol antara petugas diperbatasan dan di satgas yang ada di Kecamatan dan Desa terhadap para pendatang haruslah diperketat dan terus diawasi,”tandas Hardoni.

Mencermati masalah tersebut dan focus penanganan Covid-19 dengan memperhatikan para pendatang dan petugas dilapangan, DPD JOIN KSB merekomendasikan beberapa hal diantaranya :

  1. Alat Pelindung Diri (APD) petugas dilengkapi maksimal baik sarung tangan, masker serta alat pelindung dari hujan dan petugas wajib saling mengingatkan tentang kelengkapan APD, sehingga dapat bekerja maksimal.
  2. Petugas perlu ditambah jumlahnya terutama pada saat jam sibuk dimana para petugas cukup kewalahan saat pendatang lagi ramai.
  3. Kategori pendatang dan statusnya apa, perlu diberikan edukasi yang detail dan cara melapor ke gugus tugas yang ada di Kecamatan dan Desa dan cara menjaga diri setelah sampai tujuannya di KSB.
  4. Para petugas perlu dilengkapi dengan kebutuhan Suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh karena mereka berada di garda terdepan.
  5. Petugas yang ada di Kecamatan dan Desa perlu ditambah terutama tenaga Survei yang mengawasi para pendatang dimana tiap hari jumlahnya terus bertambah sementara tim terbatas sehingga pengawasan maksimal.
  6. Fasilitas atau alat komunikasi untuk koordinasi dan infut data laporan dari tim perbatasan ke tim yang ada di Kecamatan dan Desa harus memadai.

Sementara itu, dalam konfrensi Pers bersama Bupati Sumbawa Barat dan Gugus Tugas penanganan Covid-19 di Graha Fitrah, Sabtu (4/4/2020) Ketua DPW JOIN NTB, Indra Irawan LM, S,Kom menekankan pentingnya komunikasi tadi, mengingat Corona ini cendrung awalnya tanpa gejala dan masa inkubasi cukup lama, apakah orang tersebut terjangkit dan tidak maka jangan sampai ada miss komunikasi.

Satu sisi menurut Indra, mereka pendatang tentu memiliki keperluan baik dalam mencari nafkah maupun mudik bersama keluarga, kemudian mana pendatang yang tidak dibolehkan masuk KSB juga harus jelas.

Indra mencontohkan, dalam kasus pendatang yang akan bekerja membantu petani KSB disejumlah Desa untuk panen, terpaksa disuruh balik ke daerah asalnya meski daerah asalnya bukan daerah terjangkit, sementara disisi lain beberapa Petani KSB butuh tenaga dari luar KSB.

“ Kami media dalam hal ini siap membantu dan menyebarkan informasi terutama informasi yang berkaitan dengan penanganan Covid-19 ini, namun Pemerintah juga perlu memahami kebutuhan data dari apa yang ingin disampaikan ke publik, “tambah Indra.

Terkait ketidakjujuran warga, menurut Indra bisa jadi tidak terlepas dari miss komunikasi tadi dan ketidakjelasan informasi yang mereka terima dan status mereka apa dan kemana serta bagaimana melapor.

Bupati Sumbawa Barat, Dr.H.W Musyafirin, menyampaikan jika KSB dalam Zona Hijau sehingga masyarakat tidak perlu merasa panik berlebihan, apalagi terlalu sering menerima informasi tentang bertambahnya jumlah positif Corona di tempat lain, Pemerintah KSB sendiri menurutnya telah menyiapkan segala sumber daya untuk pencegahan dan penanganan Corona termasuk membentuk tim gugus tugas.

Bupati juga menyatakan kesiapan rumah susun di Sebubuk untuk Isolasi apabila ada warga yang keluarganya berstatus Pasien dalam Pengawasan (PDP).

Sedangkan untuk Siswa Sekolah, Bupati kembali memperpanjang masa belajar dirumah hingga 18 April mendatang.(*)