KSB NEWS – Stunting merupakan pertumbuhan yang tidak menentu pada anak yang mengalami kekurangan gizi dalam waktu yang lama, yang disebabkan oleh banyak faktor seperti sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan menambah asupan gizi pada bayi.
Kondisi ini menunda perkembangan anak, dan beresiko mengidap penyakit metabolik dan degeneratif dikemudian hari.
Pentingnya hal demikian, peran serta pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat telah peka meliha persoalan stunting. melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah desa (DPMPD), mendorong kader posyandu sebagai garda utama pelayanan kesehatan bayi dan balita di masyarakat. dengan cara memberikan pelatihan kepada kader posyandu se Kecamatan Taliwang pada Rabu, 23 sampai 24 Oktober 2019.
Hadir dalam acara tersebut, Drs Mulyadi M.,Si Kepala Dinas DPMPD Sumbawa Barat, Pemateri dari Provinsi Ety Kurniawati, ST, kepala bidang dari dinas kesehatan, sebagai pemateri Erziawaty, SKM, tim penggerak PKK Kurnia, tim PDPGR, Serta 200 anggota kader posyandu se Kecamatan Taliwang yang tersebar dari berbagai Kelurahan dan Desa.
Dalam sambutan Drs Mulyadi M.,Si Kepala Dinas DPMPD KSB menekankan kepada kader posyandu, agat terus berupaya untuk melakukan percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), dan Angka Kematian Bayi (AKB), melalui pemberdayaan masyarakat.
“Semoga kader posyandu mendapat manfaat dari pelatihan ini, supaya bisa dilaksanakan ditengah masyarakat demi penurunan angka stunting di Kabupaten Sumbawa Barat” Ucap Mulyadi berpesan.
Selanjutnya, Ety Kurniawati, ST pemateri dari provinsi menyampaikan bahwa, sasaran kegiatan posyandu tidak hanya anak balita saja, tetapi juga mulai dari ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas.
” kegiatan yang dilakukan di posyandu terfokus pada pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), keluarga berencana (KB), imunisasi, gizi dan pencegahan serta penanggulangan diare,” ungkapnya sambil memaparka materi kepada kader posyandu.
Tak hanya itu, lanjutnya, peran kader posyandu dalam penanggulangan stunting di Indonesia sangatlah penting, khususnya upaya pencegahan stunting pada masa balita. melalui pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita yang dilakukan satu bulan sekali melalui pengisian kurva KMS, balita yang mengalami permasalahan pertumbuhan dapat dideteksi sedini mungkin, sehingga tidak jatuh pada permasalah pertumbuhan kronis atau stunting.
“balita yang dideteksi mengalami gangguan pertumbuhan tentunya segera ditindaklanjuti melalui rujukan ke fasilitas kesehatan puskesmas atau rumah sakit, atau segera mendapatkan Konseling,” jelasnya.
Lain lagi, Pemateri dari dinas kesehatan Erziawaty, SKM. Ia menjelaskan, masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat sudah melakukan masing-masing puskesmas yang ada di desa, sebagai upaya memahami kondisi letak keberadaan pengerdilan di Kabupaten Sumbawa Barat, sehingga menargetkan untuk menambah jumlah pengerdilan yang sudah diketahui dan tinggal sendirian saja.
“Melalui pelatian kader ini, diharapkan bisa memudahkan jumlah stunting di Kabupaten Sumbawa Barat bisa berjalan maksimal,” tutupnya. (Kj1*)