KSB NEWS – Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Sumbawa Barat berusaha untuk terus menekan angka kebakaran di wilayah setempat. Satu upaya yang dilakukan adalah menggencarkan sosialisasi ke sekolah-sekolah dan masyarakat.
” Ya, sosialisasi yang kita lakukan ke sekolah-sekolah maupun masyarakat itu rutin dilakukan setiap tahunnya. Tujuannya untuk menekan jumlah angka kebakaran yang terjadi di wilayah Sumbawa Barat,” aku Kepala Bidang Pencegahan dan Penyuluhan Damkar Sumbawa Barat, Makasau, Amd, Kep.
Menurutnya, penyebab utama terjadinya kebakaran didominasi akibat hubungan arus pendek listrik (korsleting) serta faktor kelalaian manusia (human error). Untuk itu,
selain untuk menekan jumlah angka kebakaran yang terjadi,
sosialisasi dilaksanakan sebagai langkah antisipasi musibah kebakaran. Apalagi musibah kebakaran dapat terjadi kapan saja, dimana saja dan terjadi secara tidak terduga. Ancaman bahaya kebakaran bahkan dapat membawa bencana besar dengan akibat yang sangat luas.
“Musibah kebakaran tentu akan dapat merugikan korbannya, mengancam keselamatan jiwa maupun harta benda yang secara langsung akan menghambat kelancaran pembangunan. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran itu, butuh kepedulian serta peran aktif semua pihak,” jelasnya.
Pihaknya sendiri, lanjut Makasau, memiliki fungsi melakukan pencegahan dan mengurangi resiko sekecil apapun dalam musibah kebakaran. Untuk itu peran masyarakat yang terlatih dan paham tentang bahaya kebakaran, baik ditingkat kelurahan, lingkungan sekolah dan perkantoran, sangat dibutuhkan dalam upaya mencegah terjadinya kebakaran di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat.
“Dengan sosialisasi yang kita lakukan itu, kita harapkan dapat menambah pengetahuan kepada sekolah-sekolah maupun masyarakat, sehingga dapat membantu memberikan pertolongan atau upaya awal dalam penanganan bahaya kebakaran,” cetusnya.
Dijelaskan Makasau, dari sejumlah kasus kebakaran yang terjadi, terlambatnya laporan dan tak memadainya akses jalan menuju tempat kejadian dinilai sebagai penyebab utama kesulitan pihaknya untuk melakukan upaya pemadaman. Akibatnya bila terjadi kebakaran mobil pemadam kebakaran sering terlambat datang ke lokasi kebakaran.
“Soal Pemukiman yang belum tertata dengan baik juga menjadi kendala dalam menangani bencana kebakaran ini. Apalagi kebanyakan di lingkungan pemukiman tidak ada akses jalan yang memadai bagi mobil pemadam kebakaran untuk mencapai lokasi bila terjadi kebakaran. Lebih parahnya lagi di lokasi pemukiman juga tidak adanya sumber air. Akibatnya bila terjadi kebakaran mobil pemadam kebakaran harus bolak-balik untuk mencari sumber air terdekat,” demikian Makasau. (Kr.01)