Taliwang – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Asy-Syifa Kabupaten Sumbawa Barat kini sudah bisa melayani Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.
Keberadaan Klinik ini tentu akan mempermudah masyarakat KSB karena di tangani langsung oleh Dokter handal berpengalaman.
Direktur RSUD Asy-Syifa dr Carlof, menyatakan penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia.
Dilihat dari Global Burden of Desease dan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 2014-2019 penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 menunjukan tren peningkatan penyakit jantung yakni 0,5% pada 2013 menjadi 1,5% pada 2018. Data pada 2018, terdapat 4,2 juta orang warga menderita penyakit jantung, sedangkan angka kematian mencapai 14,4 persen. Bahkan penyakit jantung ini menjadi beban biaya terbesar. Berdasarkan data BPJS Kesehatan pada 2021 pembiayaan kesehatan terbesar ada pada penyakit jantung sebesar Rp.7,7 triliun. Penyakit jantung menjadi penyumbang angka kematian tertinggi di Indonesia.
Oleh sebab itu diperlukan kemampuan mengetahui gejala – gejalanya bagaimana langkah penanganan jika terjadi serangan jantung.
“Jika dideteksi lebih awal, nantinya dapat mempercepat penanganan dan mengurangi angka kematian,” Kata Carlof.
Oleh sebab itu, dengan bergabungnya dokter spesialis penyakit dalam yang baru. dr. Gus De Janardhana, Sp. PD ( Spesialis Penyakit Dalam) dan dr. Luh Putu Previyanti Dharma Putri dari KSM Jantung dan Pembuluh. pada hari kamis, 6 Juli 2023, Ini adalah bentuk kepedulian Management RSUD Asy – Syifa
” selamat bergabung di RSUD Asy-Syifa’ mari kita bersama-sama berjuang untuk memberikan layanan paripurna kepada masyarakat” Sebut Carlof
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin telah menetapkan adanya transformasi di bidang kesehatan. Ia telah menetapkan ada 6 jenis transformasi yang akan dilakukan, yakni : transformasi Layanan Primer, Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan Kesehatan, Sistem Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, dan Teknologi Kesehatan. Untuk Transformasi Layanan Rujukan akan dimulai dengan tiga penyakit penyebab kematian paling tinggi di Indonesia yaitu penyakit jantung, stroke, dan kanker.
Sebagai contoh untuk penyakit jantung, tidak semua provinsi memiliki rumah sakit dengan fasilitas untuk pasang ring di jantung. Menurut Kementerian Kesehatan dari 34 provinsi yang bisa melakukan operasi pasang ring itu hanya 28 provinsi. Terus kalau pasien sudah dipasang ring juga tidak bisa, maka tindakan berikutnya adalah bedah jantung terbuka, ini jumlahnya turun lagi dari 28 provinsi kalau tidak salah ke 22 provinsi. Sehingga Kementerian Kesehatan punya target bahwa rumah sakit di seluruh provinsi pada 2024, harus bisa melayani penyakit jantung, stroke, dan kanker.
“ Apa yang kita lakukan hari adalah langkah awal dalam mewujudkan transformasi layanan kesehatan dalam penanganan penyakit jantung di KSB. Setelah pertemuan antara Bpk Menkes dan Bpk Bupati beberapa waktu yang lalu, beliau langsung memerintahkan saya untuk mewujudkan pelayanan penyakit jantung hingga nanti di KSB bisa melaksanakan tindakan pemasangan ring jantung’ Ujar Carlof
Sebagaimana faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler adalah hipertensi, obesitas, merokok, diabetes mellitus, dan kurangnya aktifitas fisik. Sehingga untuk mencegah penyakit jantung, masyarakat disarankan untuk menghentikan kebiasaan merokok dan mengontrol tekanan darahnya. Dan, bagi penderita kencing manis atau diabetes juga perlu mengontrol gula darahnya. Karena, kadar gula yang tidak terkontrol juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
“Selain itu, direkomendasikan melakukan olah raga atau aktivitas fisik selama 150 – 300 menit per minggu” Terangnya
