Taliwang – Pembangunan jaringan serta peningkatan irigasi (DI) Bendungan Bintang Bano akan dituntaskan di tahun 2025 ini. Kepastian ini di peroleh setelah Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara 1 (NT1) menyampaikan permakluman atas pelaksanaan paket tersebut.
” Ya, Kementrian PUPR melalui BWS NT 1 sudah menyampaikan surat permakluman untuk menyelesaikan pelaksanaan paket tersebut. Ini kabar baik karena sebelumnya kita sempat khawatir atas keberlanjutan pembangunan dan peningkatan irigasi Bendungan akibat adanya kebijakan efisiensi anggaran di tingkat Kementrian PUPR,” ungkap Kepala Dinas PUPR Sumbawa Barat, Syahril,ST, Sabtu, 3/5.
Pembangunan jaringan dan peningkatan irigasi Bintang Bano ini dibangun untuk mendukung fungsi bendungan. Irigasi primer merupakan satu kesatuan dengan pembangunan bendungan Bintang Bano yang sebelumnya merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN).
” Jika berdasarkan surat permakluman pembangunan jaringan Bintang Bano akan diselesaikan seluruhnya (Ruas BB 13 dan BB 14,red). Selain juga peningkatan irigasi Bendungan,”jelasnya.
Pembangunan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini diakui Syahril upaya dari Pemerintah Daerah dalam mengoptimalkan sumber daya air untuk pertanian. Apalagi fungsi bendungan tidak akan maksimal untuk pengairan tanpa jaringan pendukung berupa saluran irigasi.
” Dengan kapasitas air bendungan Bintang Bano yang sangat besar serta didukung dengan irigasi yang baik, produksi pertanian di Kabupaten Sumbawa Barat kita harapkan dapat bertambah dari saat ini 1-2 kali panen menjadi 3 kali panen,” pungkasnya.
Jaringan irigasi Bintang Bano diproyeksikan untuk mendistribusikan air ke area pertanian seluas 6.695 Ha yang terdiri dari DI Kalimantong (2.493 Ha), DI Rempek (2.446 Ha) dan DI Seteluk (1.765 Ha).
Sementara itu kapasitas tampungan Bintang Bano sebesar 27,46 juta m3 dan luas genangan 126 ha, bendungan ini mampu menghasilkan air baku sebesar 76 liter per detik, PLTM sebesar 1,4 MW, reduksi banjir sebesar 90,37 m3 per detik, serta potensi sebagai tempat pariwisata, perikanan tangkap, dan tempat konservasi.