Awal tahun 2023 Pemerintah Kabupaten Sumbawa seperti biasa gelar Forum Yasinan di Central kediaman Bupati, Kamis (5/1).
Forum Yasinan diagendakan setiap seminggu sekali ini dihadiri oleh unsur Forkopimda, Kepala OPD dan masyarakat Perwakilan Peliuk dari masing-masing kecamatan.
Setelah sesi tanya jawab dan pemaparan dari sejumlah OPD terhadap capaian penyelenggara Program dan rencana kerja Tahun 2023
Dalam kesempatan itu, Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. H W Musyafirin, MM, kembali mempertegas bahwa optimalisasi peran agen gotong royong di tengah masyarakat, dengan mengilustrasikan untuk selalu ada di setiap kegiatan masyarakat.
” Seperti contohnya tadi, saya mendatangi sebuah rumah korban kebakaran, saya tanya mana agen?, pemilik rumah korban menjawab tidak tahu. Ada nggak agen datang berkunjung ke rumah bapak saat kejadian, dia jawab tidak ada. Inilah yang saya inginkan bahwa agen itu harus ada di setiap kejadian warga, jangankan diminta, tidak diminta pun untuk datang kita harus datang, Kata Bupati
Sebagaimana tugas telah kita laksanakan dalam menuntaskan Lima Pilar STBM bukan main-main. Jadi sungguh akan menjadi masalah jika kemudian akan timbul penyakit berbasis lingkungan seperti Demam Berdarah, Malaria, dan lain-lain. Saya sangat berharap supaya Posyandu gotong royong dapat kita wujudkan.
Diketahui bahwa Posyandu dapat menjadi central penanganan program pembangunan ditingkat masyarakat, bukan hanya sekedar berbicara masalah kesehatan. Posyandu nantinya harus dikelola dengan sistem digitalisasi nanti ada komputer berfungsi mengelola data informasi, aplikasi, dibuatkan pokja layanan, operasional melibatkan dandim, dan unsur terkait lain.
Iapun mengambil contoh Puskemas Jereweh didalamnya telah melakukan integrasi pelayanan kesehatan, dan kira kira seperti itu yang diharapkan agar semua bidang pembangunan di KSB, harus dilakukan dengan pola Integrasi.
Di Posyandu misalnya sudah dapat kita temukan data tentang jenis penyakit yang diidap oleh masyarakat, dan itu semua berbasis di Peliuk masing masing sudah ada data untuk memudahkan jika ada agenda terkait dengan penyelenggaraan program pemerintah di dalam masyarakat, panggil kader posyandu, panggil agen, dan penanganannya harus berbasis Paliuk.
“Ini saya lihat akan semakin mudah mengakses warga yang berada di dalam satu Peliuk tidak bisa lebih dari 100 KK, sementara kita sekarang memiliki 228 Peliuk. Jika kita bekerja dengan berbasis pada paliuk, maka apa saja akan dapat kita tangani dengan mudah, baik itu masalah pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Jika agen ini bergerak maka keberadaannya dapat memberikan data KSB dalam angka sesuai dengan kondisi ril yang ditemukan di dalam masyarakat, dan inilah yang menjadi semangat KSB satu data yang menjadi bagian dari penghargaan Spot Light terbaik yang diterima oleh Pemkab.
Berkaitan dengan hal tersebut, Bupati menyampaikan harapannya kepada para Kepala OPD yang sudah dilantik, agar berkreasi, manfaatkan keberadaan posyandu gotong royong yang berbasis pada peliuk untuk dijadikan central kegiatan pembangunan ditengah masyarakat.
Dalam hal ini bukan saja masalah kesehatan, tetapi semua bidang pembangunan. dengan dimulainya program Mall Pelayanan Publik, semua kepala OPD, silahkan dibuat apa yang bisa di conecting dengan program tersebut.
Bupati juga menekankan agar program – program yang tidak harus ditangani dengan sistem proyek, serahkan saja kepada para agen. Kegiatan yang memang masive yang melibatkan partisipasi silahkan libatkan agen,seperti tanam pohon, perbaikan rumah, dan sejenisnya, berikan saja pengerjaannya kepada agen.
Jika diberikan pengerjaannya kepada agen misalnya nilai programnya 50 juta untuk dikerjakan, insyAllah bagus. Dan jika kekurangan anggaran maka akan mengumpulkan uang biar bisa menjadi baik. Itulah maksud mengapa para kepala OPD harus memanfaatkan instrument PDPGR dalam melaksanakan setiap program kerja ditengah masyarakat.