KSB NEWS – Penyeberangan jarak jauh atau Long Distance Ferry (LDF) dilaporkan mulai menunjukkan perkembangan positif. Terbukanya akses transportasi langsung antara Surabaya dan Badas, di Pulau Sumbawa tidak hanya memastikan bertumbuhnya akses usaha, namun juga memangkas biaya transportasi yang tinggi.
“Dunia usaha di Pulau Sumbawa utamanya yang bergerak dibidang barang dan jasa kini mulai senang oleh biaya yang mereka keluarkan lebih hemat dan kepastian usaha mereka lebih jelas,”kata, Kepala Dinas (Kadis) Pehubungan NTB, Lalu Bayu, sesaat menjawab pergerakan positif dibukanya lalu lintas kapal perintis di NTB. Bahkan, pengusaha mengakui cost yang mereka keluarkan lebih hemat hingga 50 persen dari sebelumnya.
Ia menyatakan, setidaknya lebih dari 250 hingga 300 kendaraan angkut sedang dan besar memadati dek kapal perintis KM Swarna Bahtera, yang berlayar dengan rute Surabaya menuju Labuhan Badas, Sumbawa Besar.
Ada sekitar ratusan penumpang orang, motor dan mini bus. Itu sekali trip perjalanan. Dalam seminggu, terdapat satu kali trip perjalan baik dari Surabaya menuju Badas atau sebaliknya.
Pemrpov NTB kata dia, melalui Dishub mengalokasikan anggaran setidaknya Rp 3 Miliar untuk mensubsidi trip kapal ini. Jumlah itu, untuk mensubsidi 11 kali perjalanan bolak balik.
“Berdasarkan laporan GM ASDP ke kami, jumlah accupansi kendaraan yang menonjol didominasi truk barang. Baik berukuran kecil, sedang dan besar. Kebanyakan komuditas pertanian seperti Bawang, Gabah, Jagung dan Kedelai. Ada juga peternakan. Terkadang, ruang dek kapal membludak bahkan sebagian harus antre,” akunya.
Dishub NTB menegaskan, mendapatkan izin rute ini tidak mudah. Perlu lobi serta meyakinkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bahwa NTB membutuhkan tambahan akses arus kedatangan orang dan barang, untuk memperpendek jarak, melindungi kualitas jalan negara, memotong biaya transportasi yang mahal serta menjamin akses dan kepastian usaha.
LDF kapal Perintis KMP Swarna Bahtera ditujukan untuk membuka akses atau jalur transportasi laut di daerah daerah yang selama ini cukup sulit di jangkau. Ini juga bagian dari menstimulasi atau merangsang bertumbuhnya arus barang dan jasa serta mendorong lagi lagi jaminan serta kepastian usaha.
“Sama seperti Bus Damri peritnis rute Mataram Ropang. Awalnya di subsidi dan menjamin kepastian rute tetap ada. Akhirnya merangsang pedagang, peternak dan pengguna moda transportasi ini untuk bergerak dan berusaha. Memang tujuan perintis begitu kok,” ujar, Bayu lagi.
Menurut hasil koordinasi dengan Kemenhub RI, usai subsidi dari Pemprov NTB, Kemenhub akan mengambil alih subsidi ini dan memudahkan kapal kapal swasta masuk, seiring perkembangan arus lalu lintas barang dan orang dari dan menuju Pulau Sumbawa.
Dishub bahkan menyebut, pegerakan positif sudah ditunjukkan LDF KMP Lagundi, rute Surabaya Lembar, Lombok Barat. Bahkan, swasta sudah mulai masuk dan Kemenhub berencana mengambil alih subsidi hingga dua tahun kedepan.(*)