Taliwang – KSB News.
Rektor Universitas Cordova (Undova), Dr. KH. Lalu Zulkifli Muhadli, B.A., SH., M.M., mendukung langkah relaksasi izin ekspor konsentrat bagi PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN). Dukungan ini disampaikan dalam media gathering bersama media di Kampus Undova, Minggu (28/9/25).
” Pada prinsipnya kita dukung relaksasi Izin Eksport konsentrat , karena itu sangat penting dalam stabilitas ekonomi daerah . Kita minta Pemerintah Pusat untuk segera menerbitkan izin tersebut ” ungkapnya saat media gathering bersama awak media di kampus Undova.
Dijelaskannya , Sumbawa Barat akan menghadapi tantangan besar memasuki era pasca tambang, di mana produksi dari tambang Batu Hijau diperkirakan akan berakhir dalam 10 tahun ke depan. Dan pada saat yang sama, Amman Mineral masih menghadapi kendala operasional smelter sehingga tidak bisa memaksimalkan pengolahan di dalam negeri. Maka sangat diperlukan relaksasi dalam mendukung pertumbuhan perekonomian di Sumbawa Barat dan Nusa Tenggara Barat pada umumnya .
“Relaksasi ekspor jangka pendek sangat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas ekonomi daerah. Tanpa relaksasi, perekonomian Sumbawa Barat dan NTB bisa terpukul, tenaga kerja terancam dirumahkan, dan pendapatan daerah berpotensi merosot tajam. ” Jelasnya.
Lebih jauh Buya Zul sapaan akrab Bupati KSB dua periode ini , jika ekspor benar-benar terhenti, dampaknya akan terasa langsung ke masyarakat. Karena itu, pemerintah pusat perlu memberi ruang bagi Amman Mineral, sembari tetap menuntaskan kewajiban pembangunan smelter sampai ke proses operasionalnya dapat berjalan dengan maksimal,
” Ini yang kita minta ke pemerintah pusat untuk dapat memberikan ruang terhadap izin relaksasi tersebut , karna itu akan sangat berdampak secara ekonomi di NTB ” pungkasnya.
Ulama Karismatik asal Sumbawa Barat ini juga menilai Amman Mineral menunjukkan itikad baik dalam memenuhi kewajiban pemurnian hasil tambang melalui pembangunan smelter. Hal ini, tentu sangat berbeda dengan perusahaan sebelumnya, PT Newmont Nusa Tenggara yang tidak berani membangun smelter di daerah ini ,
“Newmont beberapa tahun sejak diminta melakukan pemurnian tidak sanggup, bahkan hingga diambil alih pun tetap tak sanggup membangun smelter. Sementara Amman sudah berproses dan ini yang harus diapresiasi,” tandasnya.
Bagi Undova kata rektor yang berlatar belakang ulama ini , isu tambang bukan sekadar soal industri, tetapi berkaitan dengan keberlanjutan pembangunan daerah.
“Relaksasi harus menjadi jembatan agar ekonomi tetap berjalan, sambil menyiapkan langkah pasca tambang secara terukur,” pungkas Kyai Zul.
Sebelumnya, Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal juga sempat mengingatkan potensi penurunan ekonomi daerah jika kontribusi Amman Mineral tidak maksimal. Hal ini menambah urgensi agar pemerintah segera mengambil keputusan strategis
Seperti diketahui, Amman Mineral sudah mengajukan permohonan resmi kepada pemerintah pusat sejak Mei 2025 untuk memperpanjang izin ekspor. Kini tinggal menunggu evaluasi dari Kementerian ESDM.