Kadis DPMPD KSB Apresiasi Lomba Posyandu Gotong Royong 2025: “Bukan Sekadar Kompetisi, Tapi Penguatan Layanan Dasar Masyarakat”

Sumbawa Barat — Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat kembali menggelar Lomba Posyandu Gotong Royong sebagai bentuk apresiasi sekaligus evaluasi terhadap kinerja posyandu di seluruh kecamatan. Kegiatan yang berlangsung pada 20–23 Oktober 2025 ini melibatkan tujuh posyandu terbaik perwakilan masing-masing kecamatan untuk dinilai dalam aspek peran, fungsi, inovasi, dan kualitas layanan.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Sumbawa Barat, H. Abdul Hamid, S.Pd., M.Pd., memberikan tanggapan resmi terkait pelaksanaan lomba tersebut. Ia menegaskan bahwa Lomba Posyandu Gotong Royong bukan sekadar perlombaan tahunan, melainkan instrumen penting untuk memastikan kualitas pelayanan dasar masyarakat tetap terjaga dan meningkat setiap tahunnya.

“Posyandu Gotong Royong adalah salah satu tulang punggung pelayanan publik di tingkat desa. Melalui lomba ini, kami ingin memastikan standar pelayanannya konsisten, terukur, dan benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat,” ujar Abdul Hamid.

Ia menjelaskan bahwa sejak tahun 2021, Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat telah mengonversi posyandu konvensional menjadi Posyandu Gotong Royong. Perubahan ini bertujuan memperluas peran posyandu tidak hanya pada pelayanan kesehatan ibu dan anak, tetapi juga penguatan ketahanan keluarga, ketangguhan kampung, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat desa.

“Transformasi posyandu konvensional menjadi Posyandu Gotong Royong adalah lompatan besar. Namun, untuk menjaga kualitasnya, evaluasi rutin seperti lomba ini harus terus dilakukan. Evaluasi menjadi mekanisme kontrol bahwa posyandu tidak stagnan,” tambahnya.

Tahun 2025, penilaian dilakukan terhadap tujuh posyandu terbaik di tingkat kecamatan, yakni Posyandu Bougenville A Desa Tambak Sari (Poto Tano), Posyandu Lamuntet A Desa Lamuntet (Brang Rea), Posyandu Melati Desa Lalar Liang (Taliwang), Posyandu Matahari I Desa Mujahiddin (Brang Ene), Posyandu Batu Hijau XI Desa Mantun (Maluk), Posyandu Muhajirin Desa Belo (Jereweh), dan Posyandu Kasih Bunda 2 Desa Kemuning (Sekongkang).

Menurut Abdul Hamid, keterlibatan posyandu yang menjadi perwakilan kecamatan menunjukkan bahwa masing-masing desa terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan mereka. Ia mengapresiasi kreativitas dan inovasi yang ditampilkan oleh para kader sebagai motor penggerak kegiatan posyandu.

“Kader posyandu adalah ujung tombak layanan dasar desa. Saya sangat bangga melihat semangat dan ketulusan mereka. Inovasi yang mereka lakukan bukan hanya untuk lomba, tetapi murni untuk masyarakat,” ungkapnya.

Ia juga menegaskan bahwa hasil dari lomba ini akan menjadi dasar rekomendasi dan perbaikan program bagi posyandu yang belum maksimal. Pemerintah daerah, melalui DPMPD, akan terus memperkuat pendampingan, pembinaan, dan memberikan dukungan agar seluruh posyandu di wilayah KSB mampu mencapai standar ideal.

“Lomba ini akan menghasilkan data penting bagi kami. Mana posyandu yang sudah sangat siap, mana yang harus kita perkuat dari sisi SDM, administrasi, sarana prasarana, hingga kolaborasi lintas sektor,” jelasnya.

Abdul Hamid menambahkan bahwa posyandu tidak boleh berdiri sendiri. Kolaborasi antara pemerintah desa, puskesmas, PKK, kader, dan masyarakat adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan layanan posyandu.

“Posyandu yang kuat itu pasti punya dukungan dari semua pihak. Karena posyandu adalah pusat layanan masyarakat, bukan milik satu lembaga saja,” tegasnya.

Ia pun berharap melalui lomba ini, desa-desa semakin terpacu untuk terus berinovasi dan memperbaiki sistem pelayanan dasar. Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat berkomitmen menjadikan Posyandu Gotong Royong sebagai model nasional dalam pelayanan publik berbasis komunitas.

“Kami ingin posyandu menjadi ruang kolaborasi terbaik di tingkat desa. Melalui kegiatan seperti ini, kami optimis kualitas layanan posyandu di Sumbawa Barat dapat terus menjadi contoh bagi daerah lain,” tutup Abdul Hamid. (R).