Sumbawa Barat – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Gerakan Muda Sumbawa Barat (Geram KSB) mendesak Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) RI untuk segera melakukan audit terkait ketidak jelasan aliran dana Corporate Social Responsibility (CSR) PT. AMNT yang ditaksir pada tahun 2022 ini menyentuh angkah 120 miliar rupiah.
“Management PT. AMNT harus mempertanggung jawabkan kemana saja CSR diarahkan. Jangan sampai masuk untuk membiayai kepentingan non budgeter pejabat atau kepentingan politik lainnya. Karena selama ini perusahaan tidak ada transparansi terhadap alokasi dana, bukti CSR tidak jelas atas adanya anggaran besar di dalam kantong-kantong departemen,” ungkap Pentolan Geram KSB, Yudi Prayudi kepada awak media ini, Sabtu, (27/8/22).
Yudi sapaan akrabnya menyebut, situasi dan kondisi berkaitan dengan dampak sosial dari adanya aktivitas pertambangan oleh PT. AMNT saat ini sangat jauh berbeda dengan cara pengelolaan oleh perusahaan sebelumnya PT. NNT yang sangat transparan, manusiawi dan responsif dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai pemegang IUPK sesuai UU yang berlaku.
“Jadi wajar kalau masyarakat Sumbawa Barat saat ini mempertanyakan kembali kemana aliran dana CSR tersebut mengalir. Apalagi berbicara mengenai manfaat dan mudharat dari keberadaannya PT. AMNT jauh dari apa yang diharapkan masyarakat. Patut kita curigai, departemen social impact ini tidak mengerti program apa yang sudah dicanangkan, leading sektor potensial apa saja yang sudah di garap, sasarannya apa, tujuannya kemana, masyarakat tidak tahu,” bebernya.
Yudi menjelaskan, persepsi masyarakat KSB saat ini beranggapan bahwa jangan-jangan management social impact merupakan lahan basah yang dijadikan tempat bancakan para elit dan oknum yang berkepentingan.
“Sangat penting bagi masyarakat mengetahui berapa dan diperuntukan untuk apa anggaran CSR kepada Kabupaten, khususnya masyarakat lingkar tambang yang berhak mendapatkan ruang pemberdayaan untuk mengembangkan diri sebagai proses dalam membangun citra dan harmonisasi hubungan antara korporasi dan masyarakat di semua sektor yang memiliki potensi multiplier efek secara umum,” paparnya.
Tak sampai disitu, Yudi sangat menayangkan perusahaan hanya melakukan hal-hal yang bukan parsial atau bagian-bagian yang terkesan hanya untuk menggugurkan tugas perusahaan semata demi kepentingan dokumentasi untuk memenuhi laporan pertanggung jawaban kepada pemerintah pusat yang bersifat manipulatif.
“Tentu saja kecurigaan masyarakat ini memiliki dasar yang kuat, apabila kita melihat situasi dan kondisi hari ini dari pengalaman dan kacamata teoritik, dimana ada institusi atau lembaga yang suka bekerja di ruang tertutup dan tidak akuntabel, maka disitu pasti ada skandal yang akan merugikan masyarakat lokal,” pungkas Yudi Prayudi.
Sebelum berita ini diturunkan, wartawan zonamerahnews.net sudah meminta keterangan melalui Via WhatsApp kepada Head of Corporate Communications PT AMNT, Kartika Octaviana, tapi belum ada tanggapan apapun sampai dengan saat ini.