KSBNEWS.COM — Memasuki musim tanam ke dua tahun ini, petani yang berada di wilayah Lang Ene kelurahan Sampir Kecamatan Taliwang KSB terancam gagal tanam akibat saluran irigasi yang tersendat sehingga menyebabkan tidak ada pasokan air yang mengalir utnuk mengairi ladang sawah.
Kekhawatiran ini diungkapkan oleh Arham salah seorang petani yang hendak menyemai bibit padi namun kebingungan untuk mengairi ladang sawahnya akibat tidak adanya pasokan air yang mengalir melalui saluran irigasi.
” Tidak berfungsinya saluran irigasi menyebabkan petani terancam gagal menanam bibit padi yang telah disiapkan. Kami khawatir, jika kondisi seperti ini berlarut, benih yang akan ditanam kadaluwarsa,” Ungkap Arham pada media Jumat (8/5).
Dalam hal ini, Ia melanjutkan, Petani telah berupaya secara manual menggunakan mesin pompa air dengan mengalirkan air sungai ke sawah, akan tetapi upaya tersebut hanya dapat mengairi sawah yang ada di sekitar aliran sungai saja.
” Pemerataannya tidak maksimal, dan tentu memakan biaya yang tidak sedikit juga,” Keluhnya.
Pemerintah dalam hal ini, sambungnya, melalui dinas terkait diharapkan dapat secepatnya mengambil kebijakan agar petani tidak mengalami gagal tanam untuk tahun ini. Dikatakan Arham, Ia telah berulang kali melaporkan kendala yang dihadapi petani setempat, namun kerap kali mengecewakan dan beralasan tidak memiliki kewenangan karena ini menjadi tanggung jawab Provinsi.
“ Maksud kami, meskipun Pemeliharaan Haluan Tersier (PHT) ini menjadi kewenangan Provinsi, paling tidak adalah intervensi sedikit dari Dinas PU khususnya bagian pengairan, masa tidak ada solusi setiap tahun,” Tandasnya.
” Kalau tidak secepatnya aliran irigasi diperbaiki, maka bisa dikatakan ribuan hektare sawah tidak dapat ter- airi dan kami petani akan merugi akibat gagal tanam tahun ini,” Imbuhnya.
Sementara itu, pantauan media ini(red), Jum’at (8/5/20) di sepanjang saluran irigasi BRKa 10 hingga ke hilir memang nampak kering, namun di BRKa 11 dstnya hingga ke hulu nampak pasokan air minim.
Disejumlah titik saluran irigasi yang ada airnya sebagian, nampak di embung kembali didalam saluran irigasi oleh petani sebagai solusi agar bisa masuk ke lahannya.
Sementara sebagian saluran juga mengalami kedangkalan akibat longsor dimana tanah dan pasir mengisi saluran irigasi, menurut petani setempat saluran irigasi seperti itu ada sekitar 1 Km lebih.(Bas)